Erik H. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan manusia adalah sintesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Erikson mengemukakan teori perkembangan afektif yang terdiri atas 8 tahap :
Trust Vs Mistrus / Kepercayaan dasar (0;0-1;0)
Bayi yang kebutuhanya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus, slalu dibuai dan diperlakukan sebaik-baknya, diajak main dan bicara, akan tumbuh perasaannya bahwa dunia ini tempat yang aman dengan orang-orang di sekitarnya yang selalu bersedia menolong dan dapat dijadkan tempat ia menggantungkan nasibnya. Jika pemeliharaan bayi itu tidak sebagaimana mestinya maka sebaliknya akan timbul rasa penolakan dan ketidakpercayaan pada orang sekitarnya. Perasaan ini akan terus terbawa pada tingkat perkebangan selanjutnya.
Autonomy Vs Shame and Doubt/ Otonomi (1;0-3;0)
Dimensi autonomy ini timbulnya karena adanya kemampuan motoris dan mental anak. Pada tahap ini bukan hanya berrjalan, tetapi juga memanjat, menarik dan mendorong, memegang dan melepaskan dan lain-lainya. Anak sangat bangga dengan kemampuanya ini dan ia ingin melakukan banyak hal sendiri. Orang tua sebaiknya menyadari bahwa anak butuh melakukan sendiri hal-hal yang sesuai dengan kemampuanya menurut langkah dan waktunya sendiri.
Jika orang dewasa yang mengasuh dan membimbing anak tidak sabar den selalu membantu mengerjakan segala sesuatu yang sesungguhnya dapat dikerjakan sendiri oleh anak itu, maka akan tumbuh pada nak itu rasa malu-malu dan ragu-ragu. Orang tua yang terlau melindungi dan selalu mencela hasil pekerjaan anaknya, berarti telah memupuk rasa malu dan ragu yang berlebihan pada anak itu. Jika anak anak meninggalkan fase ini, ia akan mengalami kesulitan untuk memperoleh autonomy pada masa remaja dan masa dewasanya.
Initiatives Vs Guilt / Inisiatif (3;0-5;0)
Pada masa ini anak sudah menguasai badan dan geraknya.inisiatif anak akan lebih terdorong dan terpuruk bila orang tua memberi respon yang baik terhadap keinginan anak untuk bebas dalam melakukan kegiatan-kegiatan motoris sendiri dan buka hanya bereaksi atau meniru anak-anak lain. Dimensi sosial pada tahap ini mempunya dua ujung yaitu initive dan guilt.
Industry Vs Inferiority / Produktivitas (6;0-11;0)
Anak mulai berpikir deduktif, belajar dan bermain menurut peraturan yang ada. Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis, dan mengerjakanya samapai selesai sehingga menghasilkan sesuatu. Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja melainkan mencakup lembaga-lembaga lain yang mempunyai peranan yang penting dalam perekembangan inividu. Pengalaman-pengalamn sekolah mempengaruhi industry dan inferiority ank.
Identity Vs Role Confusion / Identitas (12;0-18;0)
Pada fase ini anak menuju kematang fisik dan mental. A mempunyai perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan baru sebgai akibat perubahan-perubahan tubuhnya. Ia mulai dapat berpikir tentang pikiran orang lain, ia berpikir pula apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. Ia mulai mengerti tentang keluarga ideal, agama dan masyarakat. Pada masa ini remaja harus dapat mengintegrasikan apa yang telah dialami dan dipelajarinya tentang dirinya misal sebagai anak, pelajar, anggota osis dan sebaginya menjadi satu kesatuan sehingga menunjukan kontinuitas dengan masa lalu dan sikap menghadapi masa datang.
Intimacy Vs Isolation / Keakraban (19;0-25;0)
Yang dimaksud intimacy oleh Erikson selain hubungan suami istri adalah juga kemampuan untuk berbagai rasa dan perhatian pada orang lain. Jika intimacy tidak terdapat diantara sesama teman atau suami istri, menurut Erikson, akan terdapat apa yang disebut isolation, yakni kesendirian tanpa adanya orang lain untuk berbagi rasa dan saling memperhatikan.
Generavity Vs Self Absorption / Generasi Berikut (25;0-45;0)
Generavity berarti bahwa orang mulai memikirkan orang-orang lain di luar keluarganya sendiri, memikirkan genrasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan dunia tempat generasi itu hidup. Orang yang tidak berhasil mencapai generavity bearti ia berada dalam keadaan self absorption dengan hanya memutuskan perhatian kepada kebutuhan-kebutuhan dan kesenangan pribadi.
Integrity Vs Despair / Integritas (45;0,....)
Pada fase ini usaha-usaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelengkapan, dan merupakan masa-masa untuk menikmati pergaulan dengan-cucu-cucu. Integrity timbul dari kemapuan individu untuk melihat kembali kehidupan yang lalu dengan kepuasan. Sedangkan kebalikanya adalah despair, yaitu keadaan dimana individu yang melihat kembali dan meninjau kembali kehidupanya masa lalu sebagai rangkaian kegagalan dan kehilangan arah.
Sumber
Sumantri M, Syaodih N :2007.Perkembangan Peserta Didik

Trust Vs Mistrus / Kepercayaan dasar (0;0-1;0)
Bayi yang kebutuhanya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus, slalu dibuai dan diperlakukan sebaik-baknya, diajak main dan bicara, akan tumbuh perasaannya bahwa dunia ini tempat yang aman dengan orang-orang di sekitarnya yang selalu bersedia menolong dan dapat dijadkan tempat ia menggantungkan nasibnya. Jika pemeliharaan bayi itu tidak sebagaimana mestinya maka sebaliknya akan timbul rasa penolakan dan ketidakpercayaan pada orang sekitarnya. Perasaan ini akan terus terbawa pada tingkat perkebangan selanjutnya.
Autonomy Vs Shame and Doubt/ Otonomi (1;0-3;0)
Dimensi autonomy ini timbulnya karena adanya kemampuan motoris dan mental anak. Pada tahap ini bukan hanya berrjalan, tetapi juga memanjat, menarik dan mendorong, memegang dan melepaskan dan lain-lainya. Anak sangat bangga dengan kemampuanya ini dan ia ingin melakukan banyak hal sendiri. Orang tua sebaiknya menyadari bahwa anak butuh melakukan sendiri hal-hal yang sesuai dengan kemampuanya menurut langkah dan waktunya sendiri.
Jika orang dewasa yang mengasuh dan membimbing anak tidak sabar den selalu membantu mengerjakan segala sesuatu yang sesungguhnya dapat dikerjakan sendiri oleh anak itu, maka akan tumbuh pada nak itu rasa malu-malu dan ragu-ragu. Orang tua yang terlau melindungi dan selalu mencela hasil pekerjaan anaknya, berarti telah memupuk rasa malu dan ragu yang berlebihan pada anak itu. Jika anak anak meninggalkan fase ini, ia akan mengalami kesulitan untuk memperoleh autonomy pada masa remaja dan masa dewasanya.
Initiatives Vs Guilt / Inisiatif (3;0-5;0)
Pada masa ini anak sudah menguasai badan dan geraknya.inisiatif anak akan lebih terdorong dan terpuruk bila orang tua memberi respon yang baik terhadap keinginan anak untuk bebas dalam melakukan kegiatan-kegiatan motoris sendiri dan buka hanya bereaksi atau meniru anak-anak lain. Dimensi sosial pada tahap ini mempunya dua ujung yaitu initive dan guilt.
Industry Vs Inferiority / Produktivitas (6;0-11;0)
Anak mulai berpikir deduktif, belajar dan bermain menurut peraturan yang ada. Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis, dan mengerjakanya samapai selesai sehingga menghasilkan sesuatu. Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja melainkan mencakup lembaga-lembaga lain yang mempunyai peranan yang penting dalam perekembangan inividu. Pengalaman-pengalamn sekolah mempengaruhi industry dan inferiority ank.
Identity Vs Role Confusion / Identitas (12;0-18;0)
Pada fase ini anak menuju kematang fisik dan mental. A mempunyai perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan baru sebgai akibat perubahan-perubahan tubuhnya. Ia mulai dapat berpikir tentang pikiran orang lain, ia berpikir pula apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. Ia mulai mengerti tentang keluarga ideal, agama dan masyarakat. Pada masa ini remaja harus dapat mengintegrasikan apa yang telah dialami dan dipelajarinya tentang dirinya misal sebagai anak, pelajar, anggota osis dan sebaginya menjadi satu kesatuan sehingga menunjukan kontinuitas dengan masa lalu dan sikap menghadapi masa datang.
Intimacy Vs Isolation / Keakraban (19;0-25;0)
Yang dimaksud intimacy oleh Erikson selain hubungan suami istri adalah juga kemampuan untuk berbagai rasa dan perhatian pada orang lain. Jika intimacy tidak terdapat diantara sesama teman atau suami istri, menurut Erikson, akan terdapat apa yang disebut isolation, yakni kesendirian tanpa adanya orang lain untuk berbagi rasa dan saling memperhatikan.
Generavity Vs Self Absorption / Generasi Berikut (25;0-45;0)
Generavity berarti bahwa orang mulai memikirkan orang-orang lain di luar keluarganya sendiri, memikirkan genrasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan dunia tempat generasi itu hidup. Orang yang tidak berhasil mencapai generavity bearti ia berada dalam keadaan self absorption dengan hanya memutuskan perhatian kepada kebutuhan-kebutuhan dan kesenangan pribadi.
Integrity Vs Despair / Integritas (45;0,....)
Pada fase ini usaha-usaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelengkapan, dan merupakan masa-masa untuk menikmati pergaulan dengan-cucu-cucu. Integrity timbul dari kemapuan individu untuk melihat kembali kehidupan yang lalu dengan kepuasan. Sedangkan kebalikanya adalah despair, yaitu keadaan dimana individu yang melihat kembali dan meninjau kembali kehidupanya masa lalu sebagai rangkaian kegagalan dan kehilangan arah.
Sumber
Sumantri M, Syaodih N :2007.Perkembangan Peserta Didik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar