VIVAnews - Pemerintah masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun ini mencapai 6,5 persen. Optimisme itu menepis proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang memprediksi pertumbuhan Indonesia sebesar 6,4 persen.
"Kalau kami melihatnya bisa 6,5 persen. Paling tidak karena serapan belanja itu akan mendorong pertumbuhan pada triwulan tiga dan empat ini," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Rabu 21 September 2011.
Sementara itu, untuk 2012, target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7 persen merupakan angka yang cukup tinggi. Untuk mencapai target itu bukanlah hal yang gampang. "Ya, artinya untuk mencapai level itu bukan hal yang gampang, kalau dinaikkan lagi juga tidak mungkin. Itu salah satu sinyal kita tahun depan cukup berat," katanya.
IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 4 persen pada 2011 dan 2012, atau menurun dari proyeksi Juni sebesar 4,3 persen untuk 2011 dan 4,5 persen pada 2012.
Dana Moneter Internasional memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 mencapai 6,4 persen dan 6,3 persen pada 2012. Sementara itu, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 6,5 persen dan tahun depan sebesar 6,7 persen.
IMF juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan negara ekonomi berkembang mencapai 6,4 persen tahun ini dan 6,1 persen pada tahun depan. Prediksi itu turun dari sebelumnya 6,6 persen dan 6.4 persen.
Negara-negara kaya kemungkinan hanya akan mengalami pertumbuhan ekonomi 1,6 persen atau turun dari perkiraan sebelumnya pada Juni lalu sebesar 2,2 persen. Sementara itu, tahun depan ekonomi diperkirakan hanya tumbuh 1,9 persen dari sebelumnya 2,6 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar